Wednesday, June 15, 2016

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PENGGELAPAN PAJAK

REVIEW JURNAL 3

Judul Penelitian :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PENGGELAPAN PAJAK


Penulis :

  1. Annisa’ul Handayani M
  2. Nur Cahyonowati

Nama Jurnal :

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014


Tahun Terbit :

2014


Latar Belakang Penelitian : 

Negara Indonesia adalah Negara berkembang, dan salah satu pendapatannya adalah Pajak. Tidak dapat dipungkiri bahwa pajak merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan di Indonesia. Penerimaan pajak dari tahun ke tahun semakin meningkat, yaitu tentang data penerimaan pajak dalam negeri Indonesia yang berisi data penerimaan pajak dalam negeri yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2009-2012. Untuk itu, meskipun penerimaan pajak dari tahun ke tahun semakin meningkat, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa akan terjadi penurunan yang disebabkan oleh penggelapan pajak yang dilakukan. 

Fakta menunjukan bahwa sebagian besar wajib pajak masih enggan membayar pajak dengan benar, mereka akan selalu berusaha untuk mengelak dari pembayaran pajak berdasarkan data hasil olahan - Direktorat Jenderal Pajak (PMK 16/PMK.03/2013 Makin Menenguhkan DJP). Dalam penggelapan pajak tentunya terdapat faktor yang mempengaruhi wajib pajak untuk melakukan penggelapan pajak. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak.

Metode :

Variabel Penelitian

Variabel keadilan diukur dengan skala likert dari 1 – 5 (1 : sangat tidak setuju,..., 5 : sangat setuju)

Penentuan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Semarang. Ukuran sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin :

Dimana : 

n   : Jumlah Sampel 

N  : Jumlah Populasi

α   : Tingkat signifikasi (5%)

Metode pengambilan sampel menggunakan teknik convenience nonprobability sampling yaitu setiap anggota populasi tersebut tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel.


Metode Analisis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda sebagai berikut :

Dimana :

α      : konstanta

EPP : penggelapan pajak

K     : keadilan

SPS : sistem perpajakan

N     : Norma

PK   : kepatuhan

D     : diskriminasi

ϵ      : kesalahan residual

Hasil :

Dari hasil pengujian model regresi dapat diketahui persamaan regresinya :

EPP = -0,187 + 0,161K + 0,469SPS - 0,013N + 0,418PK + 0,028D

Pada variabel keadilan terlihat bahwa tingkat signifikasinya 0.000 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak dengan arah yang positif sesuai dengan hipotesis. Variabel sistem perpajakan terlihat bahwa tingkat signifikasinya 0.000 sehingga H2 diterima dan H0 ditolak dengan arah positif sesuai dengan hipotesis. Variabel norma terlihat bahwa tingkat signifikasinya 0.303 jauh diatas 0.05 sehingga H3 ditolak dan H0 diterima. Variabel kepatuhan memiliki tingkat signifikasi sebesar 0.000 dengan arah positif sesuai dengan hipotesis. Variabel diskriminasi memiliki tingkat signifikasi sebesar 0.303 jauh diatas 0.303 sehingga H5 ditolak dan H0 diterima.

Sumber :

Tuesday, June 14, 2016

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

REVIEW JURNAL 2

Judul Penelitian :

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA (Studi Pada Bank Indonesia Tahun 2003 - 2013)


Penulis : 

  1. Agustinus Bata Simi
  2. Suhadak
  3. Raden Rustam Hidayat


Nama Jurnal :

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 2 November 2015


Tahun Terbit :

2015


Latar Belakang Penelitian :

Perkembangan perekonomian global saat ini membuat pergeseran pandangan terhadap transaksi perdagangan antar negara, dimana perdagangan bebas mulai memasuki setiap negara. Hal ini menjadi pendorong bagi negara-negara untuk meningkatkan perekonomian domestiknya agar mampu bersaing dalam perekonomian global.peningkatan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonominya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga mulai meningkatkan pertumbuhan ekonominya agar mampu bersaing dalam perdagangan bebas di pasar global. 

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak terlepas dari adanya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dalam berbagai sektor baik pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi. Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah tentu membutuhkan biaya yang cukup besar. Pengeluaran pemerintah terus membengkak dan mengakibatkan defisit Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN). Utang luar negeri menjadi salah satu pendapatan alternatif untuk mendanai pembangunan dalam negeri. Utang luar negeri Indonesia dapat dilakukan oleh tiga pihak yaitu pemerintah, Bank Indonesia, dan Swasta. Jumlah utang luar negeri yang terus meningkat menandakan bahwa perekonomian nasional belum bisa sepenuhnya dibiayai oleh tabungan nasional. Pembengkakan utang luar negeri akan memberi efek jangka panjang bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Besarnya beban pembayaran utang yang harus ditanggung akan menghambat pembangunan nasional.

Nilai tukar merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian suatu negara. Pergerakan nilai tukar yang fluktuatif akan memengaruhi perilaku masyarakat dalam memegang uang dan juga memengaruhi suatu negara dalam menstabilkan perekonomian negaranya. Indonesia sebagai penganut sistem nilai tukar mengambang juga mengalami pergerakan nilai tukar yang tidak stabil. Ketidakstabilan nilai tukar Rupiah akan berpengaruh juga terhadap perekonomian domestik. 

Penelitian lain yang dilakukan oleh Anwar (2011) juga menyebutkan bahwa perkembangan utang luar negeri (foreign debt) Indonesia selama kurun waktu penelitian menunjukkan perkembangan yang fluktuatif. Berdasarkan hasil estimasi data diperoleh utang luar negeri berpengaruh negatif terhadap PDB, ceteris paribus. Pengaruh negatif tersebut disebabkan oleh masih tingginya jumlah cicilan pokok utang dan bunga yang harus dibayarkan oleh pemerintah. Sementara itu, dalam data total utang luar negeri yang dieluarkan Bank Indonesia dapat dilihat bahwa peningkatan jumlah utang luar negeri diikuti dengan pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar yang terus berfluktuasi. 

Jumlah utang luar negeri terus mengalami peningkatan dan juga pergerakan nilai tukar Rupiah yang berfluktuasi semakin menjadi beban bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Tentu hal tersebut akan berimbas juga terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi penulis untuk mengetahui pengaruh signifikan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi dan juga pengaruh signifikan nilai tukar Rupiah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Metode :

  • Jenis Penelitian

Penelitian penjelasan atau explanatory research, dimana penulis akan menjelasakan bagaimana hubungan kasual antara variable-variabel melalui pengujuan hipotesis.

  • Populasi dan Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh, dimana sampel yang digunakan adalah keseluruhan dari populasi.

  • Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dimana data yang diperoleh bersumber pada hasil publikasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan juga Badan Pusat Statistik.

  • Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda yaitu untuk mengetahui korelasi antara utang luar negeri (X₁) dan fluktuasi nilai tukar (X₂) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y).

Fungsi atau model regresi dalam penelitian ini adalah sebegai berikut :
Dimana :

Y : Pertumbuhan ekonomi

a : Konstanta

X₁ : Variabel utang luar negeri

X₂ : Variabel Nilai Tukar

b₁, b₂ : Koefisien Variabel Bebas

e : Error

Hasil :

Berdasarkan penelitian yang meneliti pengaruh utang luar negeri dan nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2003 sampai kuartal IV 2013 dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dapat disimpulkan bahwa: 
  1. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan regresi linier berganda menunjukkan bahwa selama priode penelitian variabel utang luar negeri mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diwakili oleh PDB. Peningkatan jumlah utang luar negeri juga diiringi dengan pertumbuhan PDB. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah utang luar negeri akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi. 
  2. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan regresi linier berganda menunjukkan bahwa Selama periode penelitian variabel nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini berarti bahwa penguatan atau pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar tidak diikuti dengan penurunan atau peningkatan pertumbuhan ekonomi. Rata-rata perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami fluktuasi dan cenderung depresiasi, sementara PDB Indonesia tetap stabil. 
  3. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan regresi linier berganda menunjukkan bahwa selama periode penelitian variabel utang luar negeri dan nilai tukar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

SUMBER :


Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 2 November 2015

Monday, June 13, 2016

ASPEK HUKUM PERJANJIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT

REVIEW JURNAL 1

Judul Penelitian :

ASPEK HUKUM PERJANJIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT (Studi Kredit Macet di PT. BANK NTB)

Penulis :

SYAHRIL SETIABUDI

Nama Jurnal :

Jurnal Bank dan Lembaga Keuangan 2013

Tahun Terbit :

2013

Latar Belakang Penelitian :

Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang senantiasa bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta system keuangan yang semakin maju, diperlukan penyesuaian kebijakan dibidang ekonomi, termasuk perbankan.

Berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan nasional tersebut dalam ketentuan pasal 4 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan ditentukan bahwa “perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas kearah peningkatan kesejahtraan rakyat banyak. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki peran yang strategis bagi kehidupan perekonomian masyarakat. Hal tersebut bisa dilihat daru fungsi kehidupan perekonomian masyarakat. Hal tersebut bisa dilihat dari fungsi utama yang dimiliki oleh bank yaitu sebagai lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat. Dari fungsi utama bank tersebut bank bisa di katakana sebagai lembaga intermediasi yaitu lembaga yang berfungsi sebagai penghubung antara orang yang memiliki uang dan yang membutuhkan uang. Peranan Bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan kegiatan Bank sebagai lembaga keuangan, pemberian Kredit merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan Bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Oleh karena itu pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analis pemberian kredit sampai kepada pengendalian kredit yang macet. Kegiatan pengelolaan kredit kita kenal istilah manajemen kredit.

Metode :

Ada beberapa metode yang ditekankan oleh PT. Bank NTB untuk mengatasi, menghindari dan mengurangi kerugian keuangan Negara yang diakibatkan oleh kredit macet, berikut ialah :
  1. Penagihan
  2. Mengajukan klaim terhadap debitur yang telah diajukan deklarasi sebelumnya
  3. Restrukturisasi Kredit
  4. Mengajukan atau melimpahkan penanganan kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Hasil :

  1. Pelaksanaan perjanjian kredit antara nasabah dengan PT. Bank NTB dengan melalui beberapa tahap yaitu Tahap permohonan kredit,Tahap analis kredit/ Tahap pemeriksaan,Tahap pemberian putusan kredit danTahap pencairan kredit/ Akad kredit.
  2. Faktor-faktor yang menyebabkan nasabah tidak mampu untuk membayar kewajibannya kepada bank dikarenakan beberapa faktor yaitu Faktor yang datang dari nasabah / debitur berupa Faktor ekonomi yang tidak menentu,Faktor alam, Penyalahgunaan kredit oleh debitur, Barang dagangan dan hasil usahanya habis dicuri/ dirampok, Faktor yang datang dari kreditur.

Sumber :