Sunday, October 25, 2015

PROBLEMATIKA NILAI MORAL PADA ANAK

Pada blog kali ini saya akan membahas tentang bagaimana bobroknya nilai moral pada anak-anak yang marak terjadi dan terliput oleh media masa. Seperti contohnya yang dilangsir pada SINDOnews 1 Januari 2015 mengenai sebanyak 107 anak di Kota Depok, sepanjang 2014 ini terjerat berbagai kasus hukum mulai dari korban hingga pelaku.
Jika dihitung berdasarkan rata-rata, artinya setiap tiga hari ada satu kasus anak yang terjadi di Depok,” kata Irwan di Polresta Depok, Kamis (1/1/2015)
Menurut Irwan, kasus yang dialami anak-anak ini berbagai macam seperti, pencabulan, penganiayaan, bahkan anak juga terlibat dalam kasus pembunuhan.

Sedangkan pada artikel Liputan6, Jakarta Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten Siti Erna Nurhayati menyatakan banyak kasus kekerasan terhadap anak akibat kelalaian orang tua.
Kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Pandeglang, sebagian besar pelecehan seksual dan itu akibat orang tua” katanya di Pandeglang, Selasa.
Dapat kita lihat dari beberapa kutipan berita-berita yang dilangsir di media sosial, menyatakan begitu banyak kekerasan pada anak seperti, pembunuhan, pencabulan, dan lain sebagainya itu pun tidak menutup kemungkinan bahwa anak dibawah umur dapat melakukan hal keji seperti demikian.

Hanya ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya pemicu problematika nilai moral pada anak yaitu peran didik orang tua dan lingkungan eksternal. 

Dapat disadari orang tua sebagai kaca bagi anak-anak mereka untuk melakukan sesuatu, seperti dapat kemungkinan terjadi pada anak yang kasar ataupun merasa dirinya hebat. Hal itu disebabkan oleh kelakuan orang tuanya yang mungkin saja secara tidak sengaja mempertontonkan perkelahian, perdebatan, atau bahkan cacian dan makian yang keluar dari mulut sang orang tua.

Kurangnya perhatian dari orang tua juga dapat mempengaruhi anak mencari perhatian di luar yang memungkinkan salah memilih pergaulan, karena anak-anak dibawah umur sangat sulit menyadari mana yang benar dan mana yang salah. Adanya kekurangan komunikasi terhadap anak dapat menyulitkan orang tua untuk memantau tumbuh kembang si anak, karena jika anak tidak aktif bercerita maka sebagai orang tua yang baik hendaknya menyisihkan waktu untuk bertanya apa saja kegiatan-kegiatan si anak sepanjang hari.

Komunikasi ataupun interaksi sangatlah penting karena banyak sekali terjadi adanya orang lain lebih mengerti pribadi si anak ketimbang orang tua sendiri, dapat di lihat pada video berikut.



Video ini merupakan contoh kecil dimana pekerja rumah tangga lebih mengerti karakter anak dibanding orang tuanya sendiri.

Faktor eksternal yang mungkin saja dapat mempengaruhi moral anak yaitu dari pengajar ataupun guru, teman sebaya, atau lingkungan rumah yang tidak mendukung. Hal ini kembali lagi kepada peran orang tua yang dituntut untuk lebih membuka diri, meluangkan waktu, aktif bertanya untuk melihat keseharian si anak.

Akhir kata, saya membuat artikel blog ini tidak bermaksud untuk menyinggung pihak tertentu, tetapi saya ingin mewujudkan bangsa Indonesia yang memiliki nilai moral tinggi terhadap anak-anak kecil. Karena moral dan pendidikan sedini mungkin yang akan membawa bangsa kita jauh lebih baik kedepannya.

Referensi Berita:

No comments:

Post a Comment