Monday, October 26, 2015

KATAKAN TIDAK UNTUK BOCORAN UJIAN NASIONAL

Setelah saya membahas mengenai Problematika Nilai Moral Pada Anak saya tergugah untuk membahas kurangnya perhatian pemerntah atau badan hukum atas pembocoran soal atau kunci jawaban Ujian Nasional setiap tahunnya.

Dalam TEMPO.CO, Blitar – Penyelidikan kasus bocornya kunci jawaban naskah ujian nasional (UN) sekolah menengah pertama di Blitar, Jawa Timur, terhambat oleh sikap Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah yang tidak kooperatif.

Ketua tim penyidik Kepolisian Resor Kota Blitar, Ajun Komisaris Naim Ishak, mengatakan masih berada di Jakarta menunggu kesempatan bertemu dengan pejabat Kementerian. Naim bermaksud mencocokkan kunci jawaban yang disita dari sindikat di Blitar dan Gresik beberapa waktu lalu. “Sampai sore ini saya masih menunggu pejabat Kementerian yang sedang rapat,” kata Naim saat dihubungi Tempo, Rabu, 13 Mei 2015.

Tim penyidik tiba di Jakarta dua hari lalu sambil membawa kunci jawaban yang diperjualbelikan kepada peserta ujian nasional. Naim berharap pejabat Kementerian Pendidikan bersikap kooperatif demi mengungkap jaringan pembocor naskah ujian nasional yang terjadi tiap tahun itu.

Menurut Naim, dirinya terpaksa berangkat ke Jakarta setelah permintaan tertulis yang disampaikan kepada Kementerian untuk meminta penjelasan soal kunci jawaban itu tidak mendapat balasan. Karena tak mau menunggu lama, Polresta Blitar akhirnya mengirimkan beberapa penyidik ke Jakarta untuk mendapat keterangan langsung. “Sepertinya hari ini belum bisa juga dilakukan pencocokan,” keluh Naim.

Sikap cuek juga ditunjukkan Dinas Pendidikan Kota Blitar yang menganggap enteng kasus ini. Mereka bahkan mengatakan isu jual-beli kunci jawaban seperti ini selalu terjadi setiap tahun tanpa bisa dibuktikan kebenarannya. Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Blitar Damanhuri mengatakan kebocoran soal maupun lembar jawaban merupakan hal biasa di setiap ujian nasional.

Damanhuri mengaku tidak kaget atas beredarnya kunci jawaban tersebut. "Itu hal biasa yang terjadi di setiap ujuan nasional. Lagian belum tentu lembar jawaban itu benar," ujarnya santai.

Dapat kita lihat bahwa kurangnya perhatian pemerintah atau badan hukum merupakan faktor utama penyebab hal ini terjadi, pada dasarnya Ujian Nasional merupakan standar dasar setiap siswa-siswa untuk melewati jenjang pendidikannya. Yang terlebih penting saat Ujian Nasional tingat Sekolah Menengah Atas yang diikuti siswa SMA/SMK yang nantinya akan di lanjutan dalam dunia pekerjaan maupun dunia perkuliahan. Disini terlihat mana anak yang mendapatkan Nilai Eptanas Murni (NEM) yang murni maupun tidak, dilihat dari segi aspek kualitatif mana yang berkompeten maupun tidak.

Kurangnya rasa jujur dari siswa maupun pelaku dapat membuat bangsa Indonesia mendapatkan tuaian-tuaian koruptor, petinggi-petinggi yang curang, dsb. Bangsa Indonesia tidak akan pernah maju jika sistem pendidikannya seperti ini.

Disini ada video yang saya sediakan untuk anda ketahui dan mungkin menjadi pertimbangan maupun pembelajaran anda, saya rasa video ini cukup membuktikan bahwa sistem pendidikan kita mulai kuat dan kelulusan bukan berpatok pada Ujian Nasional lagi. JADI BAGI ADEK-ADEK TOLONG YA JANGAN BELI KUNCI JAWABAN UN. RUGI.


Akhir kata, saya harap pemeintah maupun siswa dapat membaca dan menyadari bahwa kejujuran merupakan kunci utama kesuksesan.

No comments:

Post a Comment