JUDUL JURNAL
PROFESIONALISME INTERNAL
AUDITOR DAN INTENSI MELAKUKAN
JURNAL
Liquidity
VOLUME, HALAMAN, & TAHUN
Volume. 2, Nomor. 1, Halaman 34 – 44. Tahun 2013
PENULIS
Yusar Sagara
REVIEWER
- Ahmad Muhtadin
- Citra Tri Novi Handayani
- Harri Dhini Pratiwi
- Illa Pertiwi
- Metta Devi Suryono
LATAR BELAKANG
Yang melatarbelakangi
penulisan ini adalah banyaknya kecurangan yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan di Indonesia, pihak manajemen berupaya agar fraud mustahil
untuk ditemukan. Selain itu pihak manajemen dapat meminta internal auditor
untuk mengubah laporan dari penugasan audit internal yang telah dilakukan.
Dalam hal ini internal auditor dituntut untuk memiliki sikap profesionalisme
untuk dapat mendeteksi fraud tersebut. Whistleblowing merupakan
suatu pengungkapan tindakan pelanggaran yang melawan hukum yang dapat merugikan
organisasi yang dilakukan oleh pihak manajemen terhadap organisasi. Dalam
penelitian ini whistleblowing yang dilakukkan oleh auditor internal (whistleblower).
Di Indonesia sendiri banyak orang yang dikategorikan sebagai whistleblower.
Misalnya Vincentius Amin Sutanto, mantan pegawai PT. Asian Agri yang mengungkap
skandal menipulasi pajak triliyunan rupiah perusahaan perkebunan raksasa milik
konglomerat Sukanto Tanoto. Bagi perusahaan yang taat dengan peratur-an, whistleblowing menjadi
suatu bagian dari sistem pengendalian mereka.Tetapi sebaliknya bagi perusahaan
yang tidak taat terhadap peraturan maka whistleblowing dapat menjadi
ancaman bagi mereka. Oleh sebab itu penulis ingin mengkaji dan melihat seberapa
jauh profesionalisme internal auditor akan mempengaruhi internal auditor dalam
melakukan whistleblowing.
SUBJEK DAN TUJUAN PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah Internal Auditor. Tujuan utama
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh profesionalisme internal
auditor terhadap intensi untuk me-lakukan whistleblowing.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis data kuantitatif dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel
dan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 19.
VARIABEL DEPENDEN
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah intensi
melakukan whistleblowing. Untuk mengukur variabel dependen ini menggunakan
tiga skenario kasus yang dikembangkan oleh Schultz et all. (1993),
yaitu skenario kasus yang berkaitan dengan akuntansi yang digunakan dengan
pertimbangkan relevansinya terhadap penelitian ini.
VARIABEL INDEPENDEN
Variable independen dalam penelitian ini adalah profesional
internal auditor dengan menggunakan konsep dari Kalbers dan Forgathy (1995).
Dimana terdapat 4 (empat) dimensi untuk menilai profesionalisme, yaitu :
- Afiliasi dengan komunitas;
- Tuntutan untuk mandiri;
- Keyakinan terhadap peraturan sendiri atau profesi;
- Kepentingan sosial.
Untuk mengukur variabel independen ini menggunakan kuisioner
berskala lima (Skala Likert).
PERSAMAAN VARIABEL
Untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel dependen
dengan lebih dari satu variabel independen dapat dilakukan dengan analisis
regresi linier berganda, dimana:
Variabel dependennya adalah intensi melakukan whistleblowing
Variabel independennya adalah afiliasi komunitas, kewajiban
sosial, keyakinan terhadap peraturan sendiri dan tuntutan untuk mandiri sebagai
ukuran profesionalisme internal auditor.
Persamaan Multiple Regresion yang digunakan
adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
- Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, didapat hasil
yang menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,192 (19,2%), yang
menunjukkan bahwa 5 variabel profesionalisme internal auditor terhadap intensi
melakukan whistleblowing adalah sebesar 19,2%, sedangkan sisanya
sebesar 81,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
- Uji Statistik F (Uji Simultan)
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, didapatkan nilai
F hitung sebesar 3,418 dengan signifasikasi 0,01. Dikarenakan signifikasi lebih
kecil dari 0,05 dapat dikatakan bahwa kelima variabel profesionalisme internal
auditor mempunyai pengaruh secara silmutan terhadap intensi melakukan whistleblowing.
Model persamaan regresi :
Y = 23,032 – 0,105X1 + 0,606X2 + 0,167X3 + 0,112X4 + 1,469X5+ 7,775
- Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor (dimensi afiliasi komunitas) terhadap Intensi dalam Melakukan whistleblowing.
Keadaan tersebut dapat dipahami meskipun internal auditor
selalu berlangganan dan membaca publikasi atau jurnal internal auditing serta
berpartisipasi dalam pertemuan bahkan berdiskusi dengan internal auditor
perusahaan lain, tetapi kalau tidak ada kesadaran dari dalam internal auditor
itu sendiri maka tidak akan menumbuhkan niat untuk mengungkapkan kecurangan
meskipun ia mengetahuinya bahwa itu merupakan kerugian bagi perusahaan.
- Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor (dimensi kewajiban sosial) terhadap Intensi dalam Melakukan Whistleblowing.
Variabel ini mempunyai nilai koefisien regresi sebesar
0,606. Hasil pengujian ini menyatakan bahwa keberadaan internal auditor penting
bagi masyarakat, yang menimbulkan tumbuhnya niat internal auditor untuk
mengungkapkan kecurangan. Hal ini disebabkan adanya keberanian dari internal
auditor terhadap tindakan mengungkapkan kecurangan tersebut. Hal ini merupakan
tantangan dari kegiatan internal auditor, karena tujuan dari kegiatan intrernal
audit adalah selain memberikan informasi yang diperlukan manajemen, internal
auditor juga mempunyai tangung jawab sosial terhadap informasi yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
- Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor (dimensi dedikasi terhadap pekerjaan) terhadap Intensi Melakukan Whistleblowing.
Variabel ini mempunyai nilai koefisien regresi sebesar
-0,167. Hasil pengujian ini membuktikan bahwa semakin tinggi profesionalisme
(dimensi dedikasi terhadap pekerjaan) maka intensi untuk melakukan whistleblowing menjadi
tinggi. Walaupun internal auditor dengan seluruh kemampuannya, tidak akan
menumbuhkan niat dari auditor untuk mengungkapkan pelanggaran. Dengan
adanya reward atau gaji yang tinggi serta bonusakan menumbuhkan
kesadaran internal auditor untuk mengungkapkan pelanggaran.
- Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor (dimensi keyakinan terhadap peraturan sendiri atau profesi) terhadap Intensi Melakukan Whistleblowing.
Variabel ini mempunyai nilai koefisien regresi sebesar
0,112. Hasil pengujian ini membuktikan bahwa adanya hubungan yang signifikan
antara tingkat profesionalisme (dimensi keyakinan terhadap peraturan sendiri)
yang tinggi terhadap internal auditor untuk melakukan whistleblowing. Hal
ini disebabkan oleh standar profesi internal auditor yang berbeda di setiap
organisasi, adanya cara yang tidak dapat diandalkan untuk menilai kompetensi
sesama internal auditor, dan adanya penilaian anter-internal auditor lainnya
mejadikan internal ausitor tidak akan meningkatkan intensi melakukan whitsleblowing. Internal
auditor akan mengungkapkan whitsleblowing apabila terjadi konflik
organisasi.
- Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor (dimensi tuntutan untuk mandiri) terhadap Intensi Melakukan Whistleblowing.
Variabel ini mempunyai nilai koefisien regresi sebesar
1,469. Hasil pengujian ini menggambarkan bahwa internal auditor yang mempunyai
profesionalisme (dimensi untuk mandiri) yang tinggi akan meningkatkan intensi
melakukan whistleblowing. Deengan intenal auditor dapat membuat
keputusan terhadap pekerjaan auditnya, dapat merencanakan dan memutuskan hasil
audit serta tidak adanya intervensi dari pihak lain, maka akan meningkatkan
niat dari pihak lain, maka akan meningkatkan niat internal auditor untuk
mengungkapkan kecurangan. Dengan adanya independensi dari internal untuk mengungkapkan
pelanggaran.
KESIMPULAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis telah mendapatkan kesimpulan,
yaitu:
- Profesionalisme internal auditor (dimensi afiliasi komunitas, dimensi terhadap pekerjaan) berpengaruh negatif terhadap intensi melakukan whistleblowing.
- Profesionalisme internal auditor (dimensi kewajiban sosial, dimensi keyakinan terhadap peraturan sendiri atau komunitas, dimensi tuntutan untuk mandiri) berpengaruh positif terhadap intensi melakukan whistleblowing.
Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat
mendorong pihak manajemen untuk meningkatkan profesionalisme internal auditor
melalui pendidikan dan diberikan reward sehingga dapat meningkatkan
pengungkapkan terhadap pelanggaran manajemen menerapkan whistle-blowing system.
Karena hal ini dapat menciptakan kinerja manajemen menjadi lebih baik.